(Post dari ananda Muhaimin Safaruddin) YANG SANGAT PATUT ADA DALAM PEMIKIRAN SETIAP INDIVIDU...
Kes naiknya harga barang, tidak hanya terjadi pada zaman sekarang. Fenomena ini pernah terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Disebutkan dalam riwayat bahawa pada zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Rasulullah SAW dan menyampaikan masalahnya. Mereka mengatakan:
"Wahai Rasul Allah, harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang."
Rasulullah SAW menjawab :
"Sesungguhnya Allah ialah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi Rezeki. Sementara aku berharap dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun daripada kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah mahupun harta."
(Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, dan Ibnu Majah; disahihkan Al-Albani)
PERTAMA - SESUNGGUHNYA ALLAH DZAT YANG MENTAKDIRKAN SEMUA HARGA.
Dengan memahami hal ini, setidak-tidaknya kita berusaha mengkehadapankan sikap tunduk kepada takdir, dalam erti kata tidak terlalu bingung dalam menghadapi kenaikan harga, apalagi harus stress atau bahkan bunuh diri. Semua sikap ini bukan solusi, tapi hanya menambah beban dan memburukan keadaan.
KEDUA - SESUNGGUHNYA KENAIKAN HARGA TIDAK MEMPENGARUHI REZEKI SESEORANG.
Yang penting kita sepatutnya yakin bahawa rezeki kita telah ditentukan oleh Allah 'Azza wa Jalla. Yakinlah, rezeki yang Allah tetapkan tidak akan bertambah mahupun berkurang. Meskipun harga barang meningkat, itu sama sekali TIDAK AKAN MENGGANGGU REZEKI kita.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
"Dan kalaulah Allah memewahkan rezeki bagi setiap hamba-Nya, nescaya mereka akan melampaui batas di bumi (dengan perbuatan-perbuatan liar durjana); akan tetapi Allah menurunkan (rezeki-Nya itu) menurut kadar yang tertentu sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Ia Mengetahui dengan mendalam akan segala keadaan hamba-Nya, lagi Melihat dengan nyata."
(Surah Asy-Syuura, ayat 27)
والله أعلم بالصواب
Wallahu A'lam Bish Shawab
(Hanya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang benar)
No comments:
Post a Comment